Bertahan dengan Pangan



Aditya Putra Nurfaizi dan Muhammad Fakhrurrozi

Video dan Foto

2021


Pada bulan Maret 2020, kondisi Darurat Covid-19 diumumkan oleh Presiden Joko Widodo disertai dengan aturan untuk menjaga jarak dan membatasi kegiatan di ruang publik. Warga yang dapat tinggal di rumah dan terus bekerja, mampu melanjutkan aktivitasnya di situasi macam ini. Namun, bagi warga lainnya yang selama ini mengandalkan kerja di ruang publik seperti jalanan atau pasar, pencarian nafkah menjadi terhambat dan pemasukan pun berkurang drastis.

Bersolidaritas berarti mengakui bahwa setiap orang layak untuk hidup. Bersolidaritas juga berarti saling menjaga kehidupan satu sama lain di tengah berbagai perbedaan. Aditya Putra Nurfaizi dan Muhammad Fakhrurrozi merekam kisah orang-orang di Solidaritas Pangan Jogja yang menjalankan dapur umum untuk mencukupi kebutuhan pangan para kelompok rentan ekonomi di masa awal pandemi. Tiga figur perempuan dihadirkan dalam video ini, yaitu Ita F. Nadia, Sri Haryati, dan Ernawati. Ketiganya berbagi pandangan soal mengapa dapur umum itu penting dan apa yang mendorong mereka untuk bersolidaritas.

Selain video, juga ditampilkan beberapa foto yang mendokumentasikan proses memasak dan berbagi makanan. Dokumentasi ini menunjukkan betapa beragamnya latar belakang orang-orang yang bekerja di dapur-dapur umum. Proses distribusi makanan dilakukan dengan berjalan kaki dan melibatkan interaksi dengan para penerimanya. Hal ini membuat solidaritas juga dapat berarti upaya menciptakan hubungan-hubungan.

Saat ini, jaringan Solidaritas Pangan Jogja sudah tidak lagi beroperasi. Namun, beberapa penggiat dapurnya masih terus bergerak dalam lingkup komunitasnya masing-masing. Di akhir video, sebuah pertanyaan pun diajukan—bagaimana menjaga semangat solidaritas ini tetap ada? Jawabannya bisa jadi tersimpan dalam dapur-dapur di sekitar kita yang apinya masih terus menyala.

Cerita Lainnya